Mengenang 100 Tahun
ABAHKU
H ZAFRY
ZAMZAM
(1918-2018)
Zafry Zamzam,
nama ini tertulis jelas di dinding depan rumah Jalan A Yani Barat No. 1 Mingguraya Banjarbaru. Pahlawan pejuang
kemerdekaan namanya diabadikan nama jalan beberapa Kabupaten dan Kota di
Kalimantan Selatan. Seperti di Belitung Banjarmasin tertulis Jl Zafri Zam-zam, disana terdapat kompleks
wartawan untuk mengenang jasanya sebagai Ketua PWI Kalimantan Selatan yang
pertama. Di Kota Banjarbaru arah lok paikat nama jalan tertulis Jl Jafry.
Suami dari Hj.Siti Kustanijah ini,
sepanjang perjalanan hidupnya banyak menggunakan nama dan panggilan, ini yang
tidak banyak diketahui oleh generasi masa kini. Seperti Isyah, Kelana, Djimjini, Daldali atau Zam. Akan tetapi anak-anak
dan isteri serta keluarganya lebih suka memanggilnya Abah tanpa penyebutkan namanya.
Isyah, Daldali, Djimjini atau Zam merupakan
nama jurnalistik era perjuangan menantang penjajah Belanda dan jepang, tulisan
yang sangat kritis dan menggelorakan semangat kemerdekaan. Di kalangan perjuang
dikenal sebagai singa podium, akrab dipanggil Bung Jafri, terinspirasi panggilan seperti Bung Karno. Kelana, digunakannya pada penulisan karya
sastera seperti puisi atau sajak.
Ketika masih anak belia, orangtuanya
Zamzam, memberinya nama Moch.Jafri, kala mengajar sebagai guru agama
dipangil santrinya Buya Zamzam.
Setelah naik Haji ditambahkan Kiyai Haji
di depan dan nama orang tuanya di belakang namanya, sehingga menjadi KH Zafry Zamzam.
Apalah arti sebuah nama “What is the
name ?“ apapun nama dan ataupun
panggilan yang dimaksud orangnya adalah Zafry
Zamzam kelahiran Sirih Kecamatan Simpur Kabupaten HSS pada tanggal 1918 .
Setelah kemerdekaan, kemudian menjadi birokrat hingga akademisi namanya dipatenkan Zafry Zamzam sampai wafat 23 Desember 1972 seperti tertulis pada
nisan, semoga bahagia disisi NYA bersama bunda, amien.